2.5.1.2.3 Investasi Jangka Panjang
Judul ini merupakan aktiva tidak
lancar yang didalamnya termasuk beberapa macam investasi yang bisa berbentuk
surat-surat berharga, penyisihan dana, dan investasi jangka panjang yang lain.
Elemen-elemen yang masuk kelompok investasi jangka panjang adalah:
1.
Investasi jangka panjang dalam
surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan wesel jangka panjang.
Investasi dalam bentuk surat berharga ini biasanya ditunjukkan untuk memperoleh
pendapatan yang tetap, mengawasi
perusahaan lain atau menjaga kontinuitas suplai bahan baku, dan lain lain.
2.
Investasi dalam anak perusahaan, termasuk
uang muka jangka panjang.
3.
Investasi dalam bentuk aktiva tetap
berwujud (seperti tanah, mesin-mesin) tetapi belum digunakan untuk usaha
sekarang.
4.
Penyisihan dana untuk tujuan jangka
panjang seperti dana pelunasan obligasi, dana ekspansi, dana pembelian saham
sendiri, dana pembayaran pension, dana penggantian gedung, dan lain-lain.
5.
Cash
surrender value dari polis asuransi jiwa.
2.5.1.2.4 Aktiva tetap berwujud
Judul yang dipakai untuk melaporkan
kelompok aktiva tetap berwujud itu bermacam-macam tergantung pada jenis
perusahaannya. Yang sering dipakai adalah judul pabrik dan alat-alat, atau
sering juga dengan judul aktiva tetap. Didalam judul ini termasuk aktiva-aktiva
yang dpaat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung-gedung,
mesin dan alat-alat, perabot, kendaraan, dan lain-lain. Cara mencantumkan
didalam neraca dimulai dari yang paling tetap (paling panjang umurnya), disusul
dengan yang lebih pendek umurnya. Untuk aktiva tetap yang didepresiasi, maka di
neraca harus ditunjukkan harga perolehan dan akumulasi depresiasinya.
2.5.1.2.5 Aktiva Tetap Tidak
Berwujud
Didalam judul ini akan dilaporkan
hak-hak jangka panjang yang sifatnya tidak berwujud yang dimiliki oleh
perusahaan seperti goodwill, hak
paten, merk dagang, hak cipta, dan lain-lain. Dalam kelompok ini termasuk juga
saldo debit dari pengeluaran-pengeluaran yang belum diakui sebagai biaya,
tetapi pembebanannya ditunda, seperti biaya pendirian perusahaan (organization costs).
2.5.1.2.6 Aktiva atau Harta
Lain-lain
Judul ini dipakai untuk melaporkan
aktiva-aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok-kelompok lain seperti
misalnya titipan kepada penjual untuk menjamin kontrak, bangunan dalam
pengerjaan, piutang-piutang jangka panjang, uang muka pada pejabat perusahaan
dan lain-lain.
Selain kelompok-kelompok yang
diatas, pada tanggal penyusunan neraca mungkin ada hak-hak atau klaim-klaim
tertentu yang belum pasti. Karena haknya belum pasti maka dianggap sebagai
aktiva yang belum pasti (contingent
assets). Aktiva semacam ini akan dilaporkan dalam neraca dengan catatan
kaki (footnotes). Contoh dari aktiva
yang belum pasti ini misalnya klaim terhadap perusahaan asuransi, klaim atas
pajak, dan klaim terhadap penjual barang.
2.5.1.2.6 Utang-utang dan ekuitas
Utang adalah pengorbanan manfaat
ekonomis yang akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh
kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatau badan usaha yang akan dipenuhi
dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa
datang sebagai dari transaksi-transaksi yang sudah lalu.
Ekuitas adalah hak milik sisa (residual interest) dalam aktiva suatu
badan usaha yang tersisa sesudah dikurangi utang. Dalam suatu badan usaha,
ekuitas adalah hak dari pemilik.
Utang
Lancar
Utang lancar atau utang jangka
pendek adalah utang-utang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan
sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar atau dengan menimbulkan suatu
utang baru. Yang termasuk kelompok utang lancar adalah:
a.
Utang dagang, yaitu utang-utang yang
timbul dari pembelian barang-barang dagangan atau jasa.
b.
Utang wesel, yaitu utang-utang yang
memakai bukti-bukti tertulis berupa kesanggupan untuk membayar pada tanggal
tertentu.
c.
Taksiran utang pajak, yaitu jumlah pajak
penghasilan yang diperkirakan untuk laba periode yang bersangkutan.
d.
Utang biaya, yaitu biaya-biaya yang
sudah menjadi beban tetapi belum dibayar. Misalnya utang gaji, utang bunga dan
lain-lain.
e.
Utang-utang lain yang akan dibayar dalam
waktu 12 bulan. Dalam kelompok ini hanya dimasukkan utang-utang, yang
pelunasannya akan menggunakan sumber-sumber dari aktiva lancar. Utang-utang
yang tidak dilunasi dari aktiva lancar tidak termasuk dalam kelompok ini.
Misalnya utang obligasi yang sudah jatuh tempo dan akan dibayar dari dana
pelunasan obligasi, maka utang oblugasi ini tidak termasuk utang lancar, begitu
juga utang-utang lancar yang akan dilunasi dari dana-dana khusus yang sudah
disediakan.
Pendapatan
yang Diterima di Muka
Yang dilaporkan dalam judul ini
adalah penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan pendapatan untuk periode yang
bersangkutan. Penerimaan-penerimaan semacam ini akan tetap dilaporkan sebagai
pendapatan yang diterima di muka sampai saat dimana penerimaan tadi dapat
diakui sebagai pendapatan.
Utang
Jangka Panjang
Didalam judul ini dilaporkan utang-utang
yang pelunasannya tidak menggunakan sumber-sumber yang digolongkan sebagai
aktiva lancar, misalnya utang obligasi, utang wesel jangka panjang dan
lain-lain utang yang sifatnya sama. Bagian dari utang jangka panjang yang jatuh
tempo dan akan dilunasi dalam waktu 12 bulan dan menggunakan sumber-sumber
aktiva lancar akan dilaporkan dalam kelompok utang lancar.
Utang-utang
lain
Utang-utang yang tidak dapat
dilaporkan dalam judul diatas, dilaporkan dengan judul utang-utang lain.
Misalnya utang obligasi yang akan jatuh tempo tetapi akan dilunasi dari dana
pelunasan obligasi, utang jangka panjang kepada pejabat perusahaan atau kepada
anak perusahaan dan lain-lain.
Utang-utang yang mungkin timbul
karena aktivitas di masa yang lalu disebut utang-utang yang belum pasti (contingent liability). Utang-utang seperti ini ditunjukkan dalam
neraca dengan cara catatan kaki. Yang termasuk utang-utang yang belum pasti
misalnya piutang wesel didiskontokan, sengketa hukum, pajak dan beban-beban
lain yang belum pasti, dan garansi-garansi yang diberikan.
Ekuitas
Ekuitas adalah perbedaan antara
aktiva dengan utang dan merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik. Dalam
perusahaan perseorangan, ekuitas ditunjukkan dalam satu rekening yang diberi
nama ekuitas. Dalam perusahaan yang berbentuk firma ekuitas ditunjukkan dalam
rekening ekuitas masing-masing anggota. Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan
ekuitas ditunjukkan dengan rekening ekuitas yang terdiri dari beberapa elemen
sebagai berikut:
a. Modal Disetor
Modal disetor adalah jumlah uang
yang disetorkan oleh pemegang saham dan biasanya dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
1) Modal
saham, yaitu jumlah nominal saham yang beredar.
Didalam
neraca cara mencantumkan modal saham beredar adalah sebagai berikut:
Modal statuter …………………………………………. Rp
xx
(-) Saham dalam protepel
……………………………….Rp xx
Modal
saham beredar ……………………………………………Rp xx
2.
Agio/disagio saham, yaitu selisih antara setoran pemegang saham dengan nilai
nominal saham. Agio adalah selisih di atas nominal, sedang disagio adalah
selisih di bawah nominal. Di dalam neraca, agio akan ditambahkan pada modal
saham beredar, sedangkan disagio dikurangkan.
b. Laba Tidak Dibagi
Merupakan kumpulan laba tahun-tahun
sebelumnya yang tidak dibagi sebagai dividen. Laba tidak dibagi merupakan
elemen modal yang berasal dari dalam perusahaan. Apabila laba tidak dibagi
saldonya debit, biasanya disebut defisit.
Saldo rekening laba tidak dibagi
sewaktu-waktu dapat diminta sebagai dividen oleh pemegang saham. Apabila
diinginkan untuk membatasi agar laba tidak dibagi tidak diminta sebagai dividen
seluruhnya, maka bisa dibuat cadabfab-cadangan dari laba tidak dibagi. Cadangan
yang dibentuk antara lain cadangan untuk ekspansi, cadangan pelunasan obligasi,
cadangan penurunan harga persediaan dan lain-lain. Jumlah laba tidak dibagi
yang sudah dicadangkan tidak dapat diminta sebagai dividen. Didalam neraca laba
tidak dibagi akan dicantumkan sebagai berikut:
Laba
tidak dibagi:
Untuk ekspansi …………………………………………. Rp xx
Untuk pelunasan obligasi
……………………………….. Rp xx
Bebas ……………………………………………………..Rp xx
Rp xx
c. Modal Penilaian Kembali
Apabila diadakan penilaian kembali
terhadap aktiva-aktiva perusahaan, maka selisih antara nilai buku lama dengan
nilai buku yang baru dicatat sebagai modal penilaian kembali. Didalam neraca,
modal penilaian kembali dilaporkan dalam kelompok modal dan dijumlahkan dengan
elemen-elemen modal yang lain.
d. Modal Sumbangan
Modal sumbangan ini timbul apabila
perusahaan memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan. Aktiva yang diterima
dicatat dalam rekening aktiva dengan cara yang biasa dan diimbangi dengan pencatatan
dalam rekening modal sumbangan. Di dalam neraca modal sumbangan di laporkan
dalam kelompok modal dan dijumlahkan dengan elemen-elemen modal yang lain.
e. Modal Lain-lain
Dalam kelompok ini dilaporkan modal
perusahaan yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu kelompok diatas.
2.5.1.3 Bentuk neraca
Neraca dapat disusun dalam beberapa
bentuk yang berbeda, di mana urut-urutan kelompok baik aktiva maupun pasiva
juga berbeda-beda. Bentuk neraca yang sering ditemui dalam praktik ada dua
macam yaitu:
a.
Bentuk rekening T, di mana aktiva disusun di bagian kiri dengan urut-urutan
sebagai berikut:
Aktiva lancar
Investasi jangka panjang
Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva lain-lain
Sedang pasiva disusun di bagian kanan dan
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: utang dan modal. Utang disusun dengan
urut-urutan sebagai berikut:
Utang lancar:
Utang
dagang
Utang
wesel
Utang
muka langganan/titipan
Utang
biaya
Utang
lancar lain-lain
Pendapatan diterima di muka
Utang jangka panjang
Utang lain-lain
Modal disusun dalam neraca dengan
urut-urutan sebagai berikut:
Modal saham beredar
Agio/disagio saham
Modal penilaian kembali
Modal sumbangan
Modal lain-lain
Laba tidak dibagi
-
Belum ada tujuannya
-
Dicadangkan.
b.
Bentuk laporan, dimana aktiva, utang dan modal disusun dengan urutan ke bawah
(vertical). Perincian terhadap masing-masing kelompok baik aktiva, pasiva
maupun utang dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam neraca bentuk
rekening T.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar