2.5 Susunan Laporan Keuangan
Dalam bagian ini akan diuraikan isi
dan susunan masing-masing laporan keuangan yang dihasilkan setiap periode yaitu
2.5.1 Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan
suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan
jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan
yang disebut pasiva, atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi didalam
perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi
tersebut. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan
sama besar dengan jumlah pasiva, dimana pasiva itu terdiri dari dua golongan
kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut utang dan kewajiban
terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal. Bila disusun dalam bentuk
persamaan maka akan nampak bahwa:
Aktiva=
Utang+Modal
Dalam pengertian aktiva, selain barang-barang dan hak-hak
yang dimiliki, didalamnya termasuk juga biaya-biaya yang belum dibebankan dalam
periode yang bersangkutan, tetapi akan dibebankan pada periode-periode yang
akan datang. Oleh karena itu, didalam judul aktiva, akan termasuk juga pos-pos
kas, tagihan-tagihan, surat-surat berharga (merupakan sumber uang) dan
pengeluaran-pengeluaran yang akan memberi manfaat di masa yang akan datang,
sehingga pembebanannya juga ditunda seperti aktiva tetap, hak paten dan
persekot-persekot biaya. Utang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam
perusahaan dan jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban yang harus dilunasi. Cara
pelunasan utang ini bermacam-macam, bisa dengan uang ataupun dibayar dengan
barang atau jasa.
Modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang
ditanamkan dalam perusahaan. Jumlah ini timbul dari setoran para pemilik dan
perubahan-perubahan nilai aktiva yang terjadi karena hasil usaha perusahaan.
Modal ini bukan merupakan jumlah yang harus dilunasi, tetapi dalam hal
likuidasi, para pemilik baru menerima pelunasan sesudah para kreditur dilunasi.
Elemen-elemen dalam neraca biasanya dikelompokkan dalam
suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan analisa. Biasanya aktiva dan
utang dikelompokkan dalam kelompok lancar (jangka pendek) dan tidak lancar
(tetap). Pengelompokkan seperti ini akan memungkinkan dihitungnya modal kerja
perusahaan yaitu selisih antara aktiva lancer dengan utang lancar.
2.5.1.1 Pernyataan standar keuangan
Sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia disebutkan di dalam neraca:
- Perusahaan menyajikan aset lancar terpisah dari aset tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu diatur dalam PSAK khusus. Aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo.
- Perusahaan harus mengungkapkan informasi jumlah setiap aset yang akan diterima dan kewajiban yang dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.
- Apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan yang dapat diidentifikasi dengan jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset bersih sebagai modal kerja dengan aset yang digunakan untuk operasi jangka panjang.
2.5.1.2
Penggolongan Aktiva, Utang dan Modal
Seperti yang sudah dikemukakan diatas, aktiva dan utang
dikelompokkan dalam kelompok lancar dan tidak lancar. Pengelompokkan seperti
itu hanyalah merupakan suatu kelompok besar yang akan dirinci lebih lanjut.
Susunan aktiva dan pasiva didalam neraca adalah sebagai berikut:
Harta-harta/Aktiva
Aktiva lancar
Investasi jangka panjang
Aktiva tetap berwujud
Aktiva tidak berwujud
Aktiva/harta lainnya
Utang-utang
dan Modal Sendiri
Utang-utang
Utang-utang lancar
Pendapatan yang diterima dimuka
Utang-utang jangka panjang
Utang-utang lain
Modal sendiri
Modal saham yang disetor
Agio/disagio saham
Cadangan-cadangan
Laba tidak dibagi
Setiap golongan diatas
akan diuraikan pengertiannya dan elemen-elemen yang termasuk didalamnya.
2.5.1.2.1
Aktiva
FASB dalam Concept Nomor 6- Elements of Financial
Statements of Business Enterprises menyatakan bahwa aktiva adalah manfaat
ekonomis dimasa yang akan datang yang diharapkan akan diterima oleh suatu badan
usaha sebagai hasil dari transaksi-transaksi dimasa lalu. Suatu aktiva
mempunyai tiga sifat pokok yaitu:
a. Mempunyai
kemungkinan manfaat dimasa yang akan datang yang berbentuk kemampuan (baik
sendiri atau kombinasi dengan aktiva lainnya) untuk menyumbang pada aliran kas
masuk dimasa datang baik langsung maupun secara tidak langsung.
b. Suatu
badan usaha tertentu dapat memperoleh manfaatnya dan mengawasi manfaat tersebut
c. Transaksi-transaksi
yang menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi
manfaat tersebut sudah terjadi. Pada umumnya aktiva juga mempunyai sifat-sifat
lain seperti diperoleh dengan jumlah sebesar harga perolehan, berwujud, dapat
ditukar dengan aktiva lain atau mempunyai kekuatan hukum. Sifat-sifat lain ini
tidak mutlak, karena tanpa cost, dapat juga tidak berwujud dan lain-lain.
2.5.1.2.2 Aktiva lancar
Yang dimaksud dengan aktiva lancar
adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber sumber yang diharapkan akan
direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama siklus usaha
perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun mana yang lebih lama. Yang
menjadi masalah adalah menentukkan lamanya siklus usaha perusahaan, biasanya
siklus usaha ini ditentukan dengan menghitung rata-rata waktu yang diperlukan sejak
pengeluaran uang untuk membeli barang atau jasa sampai dengan saat dimana
barang-barang atau jasa tadi dapat diubah kembali menjadi uang. Jadi merupakan
waktu rata-rata sejak pengeluaran uang, disimpan sebagai persediaan, dijual dan
berubah menjadi piutang dan penerimaan dari pelunasan piutang.
Didalam neraca, aktiva lancar akan
disusun dalam urutan-urutan likuiditas, dalam arti yang paling likuid
dicantumkan paling atas, disusul dengan pos-pos yang kurang likuid dibandingkan
dengan pos diatasnya. Elemen-elemen yang termasuk ke dalam golongan aktiva
lancar adalah:
a.
Kas yang tersedia untuk usaha sekarang
dan elemen-elemen yang dapat disamakan dengan kas, misalnya cek, money order, pos wesel dan lain-lain.
b.
Surat-surat berharga yang merupakan
investasi jangka pendek
c.
Piutang dagang dan piutang wesel
d.
Piutang pegawai, anak perusahaan dan
pihak-pihak lain, jika akan diterima dalam waktu satu tahun
e.
Piutang angsuran dan piutang wesel
angsuran, jika merupakan hal yang umum
dalam perdagangan dan akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.
f.
Persediaan barang dagangan, bahan
mentah, barang dalam proses, barang jadi bahan-bahan pembantu dan bahan-bahan
serta suku cadang yang dipakai dalam pemeliharaan alat-alat/mesin-mesin.
g.
Biaya-biaya yang dibayar dimuka seperti
asuransi, bunga, sewa, pajak-pajak, bahan pembantu dan lain-lain. Ditinjau dari
batasan bahwa aktiva lancar itu adalah kas atau aktiva lain yng diharapkan
dapat segera diubah menjadi uang, maka sesungguhnya biaya-biaya yang dibayar
dimuka tidak dapat memenuhi kriteria sebagai aktiva lancar, karena biaya
dibayar dimuka tidak akan kembali menjadi uang. Tetapi jika tidak dibayar di
muka maka biaya-biaya tadi akan dibayar dengan menggunakan sumber aktiva
lancar, oleh karena itu maka biaya dibayar dimuka dimasukkan dalam kelompok
aktiva lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar